Telah ada sejak 9 Maret 2024, kelompok Peduli Sampah Golo Mori berperan secara aktif dalam pengelolaan sampah di Golo Mori, Nusa Tenggara Timur. Awalnya, anggota kelompok ini hanya berjumlah 20. Mereka merupakan perwakilan masyarakat dari setiap dusun, yakni Dusun Compang, Jarak, Lo’ok dan Soknar.
Seiring bertambahnya kegiatan, serta kelompoknya yang memang vokal dalam meningkatkan kesadaran masyarakat lainnya tentang sampah, mereka pun berhasil menarik lebih banyak anggota untuk bergabung. Bahkan, banyak anak muda yang secara sukarela bergabung dengan kelompok Peduli Sampah Golo Mori.
Tidak hanya melakukan diskusi internal untuk membuat rencana aksi, mereka juga memberikan kontribusi dalam program pengelolaan sampah. Mulai dari menjaga kebersihan lingkungan hingga terlibat dalam upaya pengembangan desa wisata yang seluruhnya dipayungi oleh Todo Cama.
“Teman-teman dari Todo Cama menurut saya membangunkan kami, warga Golo Mori yang tidur. Kemudian, lahirlah di Desa Golo Mori yang namanya PSG, Peduli Sampah Desa Golo Mori,” kata Abdul Gani, seorang nelayan sekaligus ketua kelompok Peduli Sampah Golo Mori.
Ia juga menambahkan, adanya pendampingan dari para entitas program Todo Cama membantu mereka menyusun rencana secara sistematis dalam setiap kegiatan.
“Luar biasa, saya hanya bilang luar biasa. Kehadiran Todo Cama di Golo Mori menurut saya benar-benar, sebagai pendamping yang baik buat kami. Mereka tidak melepas kami di tengah jalan begitu saja,” ungkapnya.
Kegiatan utama kelompok Peduli Sampah Golo Mori adalah edukasi kepada sesama masyarakat. Tujuannya untuk menumbuhkan sikap positif terhadap sampah. Selain itu, Abdul Gani juga menyampaikan bahwa mereka bekerja sama menanggulangi sampah dengan pihak-pihak lainnya.
Dua entitas dalam konsorsium Todo Cama yang bertugas langsung di lapangan untuk mendukung kelompok Peduli Sampah Golo Mori dalam pengelolaan sampah, yakni Kole Project dan Divers Clean Action. Kole Project sendiri mendampingi mereka menjemput sampah yang telah dikumpulkan oleh anak-anak hingga orang dewasa untuk dibawa ke TPS. Sedangkan, Divers Clean Action menyediakan pelatihan hingga edukasi door to door masyarakat mengenai sampah.
Abdul Gani juga tak henti memotivasi para anggotanya untuk mengerjakan pengelolaan sampah secara maksimal dan profesional. Ia yakin bahwa apa yang mereka lakukan dapat menjadi penambahan ekonomi untuk masyarakat Golo Mori, terutama para anggota kelompok Peduli Sampah Golo Mori sendiri.
Secara keseluruhan, komunikasi antara konsorsium Todo Cama dan kelompok Peduli Sampah Golo Mori berjalan semestinya. Namun, ini tidak menutup fakta bahwa masih ada sebagian masyarakat yang tidak tertarik, bahkan tidak setuju dengan kegiatan-kegiatan yang masih bagian dari program Todo Cama.
“Masyarakat Desa Golo Mori secara umum tentunya tidak serta-merta semuanya bisa seperti yang kita harapkan. Tentunya perlu butuh waktu, butuh edukasi yang baik, sosialisasi yang baik kepada masyarakat,” ungkapnya.
Namun, ia tetap yakin bahwa perlahan-lahan masyarakat akan memahami betapa pentingnya kontribusi mereka dalam pengelolaan sampah, mulai dari yang sederhana seperti pemilahan sampah.
Penulis: Haneeza Afra